Rabu, 28 Desember 2011

Sukses yang terkucilkan

Kehidupan manusia dikelilingi oleh dinamika kehidupan yang beraneka ragam bentuknya. Hidup manusia senantiasa diselimuti oleh bermacam-macam pengaruh, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan “petunjuk”. Sedangkan pengaruh negatif berhubungan erat dengan “godaan”. Kedua jenis pengaruh ini tidak hanya menghinggapi satu atau dua orang tetapi ke semua orang.
Dalam sebuah hadis Nabi dikatakan bahwa kemiskinan itu dekat dengan kekufuran. Bunyi hadis tersebut nampaknya logis yaitu tatkala hidup seseorang berada dalam level miskin atau serba kekurangan maka ketahanan jiwanya akan rapuh dalam menghadapi cobaan hidup. Disini dibutuhkan sebuah prinsip yang kuat dengan menggigitkan gigi-gigi gerahamnya pada norma-norma agama. Dengan demikian maka prinsip tersebut akan mampu menangkis segala bentuk godaan.
Tentunya tidak sedikit juga manusia yang tetap tegar dan mampu berpegang pada prisip kebenaran. Mereka tidak rapuh walau diterjang badai. Mereka tidak gentar menghadapi cobaan hidup walaupun mereka dalam kondisi serba kekurangan. Mereka tetap menghiasi dunia dengan cahaya dzikir kepada Sang Pencipta. Mereka senantiasa meramaikan dunia dengan amalan-amalan ibadahnya kepada Sang Khalik. Bagi mereka kemiskinan hanya merupakan bagian dari liku kehidupan. Kemiskinan akan berubah menjadi kaya ketika hati manusia tidak mempermasalahkannya. Kemiskinan bisa berubah menjadi kesuksesan hidup. Semua ini tergantung kepada kemauan dan kemampuan manusia dalam merubahnya.
Amalan agama sering dijadikan tumpuan oleh kebanyakan orang untuk mencapai kesuksesan hidupnya. Amalan agama sering mereka gunakan sebagai andalan untuk mendapatkan tujuan hidup sukses. Mereka percaya bahwa kekuatan dari Tuhan adalah segala-galanya. Konsep sukses yang demikian yang akan mengantarkan hidup mereka bahagia.
Konsep sukses bahagia yang datang atas ridlo dari Tuhannya juga yang akan membimbing mereka menjadi orang yang idealis, memiliki prinsip hidup, dan rendah hati (tawadu’). Tidak heran apabila kita sering menjumpai orang-orang sukses tetapi mereka tetap menunjukkan sikap-sikap ramah, familier, rendah hati, bijaksana, dermawan, dan menyejukkan hati.
Tipe orang sukses sebagaimana yang disebutkan diatas mencerminkan bahwa apa yang telah diraihnya adalah merupakan pemberian dari Tuhan serta luasnya wawasan ilmu yang mereka miliki. Benar, mereka adalah orang-orang yang berilmu. Semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka akan semakin jauh mereka dari kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang sedikit ilmu.
Perjalanan hidup orang yang sukses tidak akan lepas dari berbagai cobaan dan godaan. Suatu saat Tuhan akan menguji kesuksesannya dengan godaan. Apabila mereka kuat mengatasi godaan-godaan yang dihadapinya maka mereka akan menjadi manusia yang sukses mulia. Tapi sebaliknya, apabila mereka rapuh pertahanan keimanannya maka konsekuensinya mereka akan menjadi orang sukses yang hina.
Orang yang sukses mulia akan semakin langgeng karena keberadaannya lebih banyak memberi manfaat bagi orang lain dan keluarganya. Kesuksesannya akan mudah dinikmati dan dilanjutkan oleh anak cucunya. Hal ini disinyalir oleh sabda Nabi yang berbunyi, “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang lebih bermanfaat bagi orang lain, sejelek-jelek manusia adalah yang keberadaannya didunia seperti tidak ada. (HR. Bukhori)”.
Manifestasi dari orang-orang yang sukses mulia adalah adanya support dan doa dari banyak orang agar mereka senantiasa eksis. Orang yang sukses mulia memperoleh apa yang diinginkannya tanpa merugikan pihak lain. Orang yang sukses mulia mencari apa yang diinginkannya melalui koridor agama yang tepat. Sebagai imbasnya mereka akan merasakan hidup nyaman, makan enak, dan tidur nyenyak, lantaran segala yang telah didapatkannya mendapat rekomendasi dari Tuhan. Manakala apa yang telah didapatkannya tadi yang berupa harta, rejeki, atau ilmu dinikmati oleh anak istri maka akan mengandung berkah dari Tuhan. Dan darah yang mengalir di dalam tubuh anak dan isterinya adalah darah yang penuh berkah. Hal ini sekaligus juga merupakan cerminan perjuangan dan bentuk kasih sayang yang sempurna kepada keluarga.
Di sisi lain, tidak bisa disangkal, betapa berat pilihan yang dihadapi oleh seseorang tatkala dia dihadapkan pada sebuah iming-iming yang begitu menggiurkan. Bisa dibayangkan betapa bergolaknya hati seseorang ketika idealisme yang dimiliki selama ini dirayu oleh gemerlapnya uang. Sulit dibayangkan seandainya saya dan Anda dihadapkan pada sebuah kesempatan yang begitu terbuka untuk mendapatkan tamsil (tambahan penghasilan) dengan cara mudah tapi tidak halal.
Antara keinginan untuk memanfaatkan situasi dengan bisikan kesucian hati akan bertempur dengan sengit. Apabila bisikan setan yang menang maka yang terjadi mereka akan tergelincir ke dalam jurang kenistaan. Makna hidup yang sesungguhnya akan sirna. Mereka akan jauh dari cahaya kehidupan yang dirahmati oleh Tuhan. Mereka akan terperangkap ke dalam keadaan yang sangat mengerikan.
Berkaitan dengan kondisi yang seperti tersebut di atas, Nabi Muhammad Saw telah memperingatkan kepada kita sebagai bentuk kecintaannya kepada kita, melalui sabdanya : “Ada dua dosa yang Allah Swt tidak akan menangguhkan azabnya di dunia, yaitu durhaka kepada kedua orang tua dan berbuat dzolim kepada sesama. (HR. Bukhori – Muslim).
Apabila kita cermati hadis diatas maka ada satu sisi yang begitu mengerikan yang perlu kita hindari yaitu bahwa apabila seseorang melakukan dua hal sebagaimana yang disebutkan diatas maka azab Allah akan dibayarkan tunai di dunia. Mengambil sesuatu yang bukan haknya adalah merupakan bentuk kedzoliman terhadap sesama. Sebagai konsukuensinya maka azab dari Allah segera ditimpakan kepadanya atau keluarganya. Musibah akan segera datang silih berganti, baik yang menimpa dirinya maupun anggota keluarganya.
Untuk mengantisipasi hal itu dibutuhkan sebuah ketahanan iman yang kokoh, sebuah kecerdasan spiritual yang sempurna, dan sebuah kesadaran jiwa yang luar biasa. Dukungan moral dari keluarga sangat diperlukan untuk memperkokoh benteng keimanan. Peran istri sangat besar dalam mengarahkan suami dalam menentukan pilihan. Istri yang baik akan cenderung mengarahkan suami ke hal-hal yang baik. Istri yang baik akan berperan penting dalam penegakan keluarga dan bahkan kondisi negara yang baik. Almar’atu ‘imadul bilad, idza sholuhat sholatul bilad (Wanita adalah pilar negara, apabila wanitanya baik maka baiklah negara, apabila wanitanya jelek maka akan jelek pula suatu negara).
Kondisi di lapangan memang tidak sesederhana teori saja. Siapapun akan merasa berat ketika harus berhadapan dengan situasi yang penuh dengan pilihan. Terlebih jika kebobrokan itu sudah berada dalam sebuah sistem. Seandainya tidak ikut ambil bagian dalam memanfaatkan kesempatan yang ada maka akan dikucilkan. Sebaliknya bila turut serta dalam lingkaran setan maka hukuman dari Allah segera menimpanya langsung di dunia.
Langkah terbaik yang perlu diambil ketika seseorang berada dalam lingkaran setan adalah menanamkan sebuah prinsip yang kuat pada dirinya. Sebuah prinsip yang bijaksana dalam menentukan pilihan, lebih baik dikucilkan oleh manusia daripada dikucilkan oleh Tuhan. Orang baik akan dikucilkan oleh sistem yang jelek. Orang jelek akan dikucilkan oleh sistem yang baik. Itulah dinamika kehidupan. Sebagai manusia yang penting adalah bagaimana berbuat baik kepada sesama manusia dan kepada Tuhannya. Semoga Tuhan selalu menunjukkan jalan yang terbaik kepada kita. Amin

Rabu, 14 Desember 2011

Tempat Curhat terbaik

Manusia ditaqdirkan sebagai “makhluk paling sempurna” dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain di bumi ini, itu memang BENAR. Tapi sebenarnya dibalik kesempurnaan itu ada banyak kekurangan yang dimiliki oleh “manusia”.

Dalam menjalani kehidupannya, semua manusia memiliki jalan yang berbeda-beda. Sesekali mulus ,tak jarang juga berkelok-kelok dan seringkali juga terhambat tak jelas penyebabnya.

Dalam menyikapi semua itu, masing-masing manusia mempunyai cara yang berbeda-beda. Itulah UNIK-nya manusia, dibalik gelar “kesempurnaan” ternyata terdapat banyak tipe.

Tipe pertama: lebih banyak memendam apapun permasalahan yang dihadapinya berkenaan dengan kehidupan. Memendamnya untuk dirinya sendiri.

Untuk tipe ini, ada 2 hal yang mungkin terjadi: pertama, jika si tipe ini memiliki iman yang kuat, maka tidak akan mengalami hal negative apapun berkenaan dengan memendamnya permasalahan apapun bagi dirinya. Kedua sebaliknya jika si tipe ini TIDAK memiliki iman yang kuat, maka bisa dipastikan akan terjadi hal-hal negative yang mungkin bisa kita tebak : bunuh diri atau menjadi GILA.

Tipe kedua: lebih sering bercerita pada semua orang tentang apapun permasalahannya, baik yang remeh maupun yang berat. Intinya si tukang curhat kelas wahid. Dia tidak perduli bahwa orang tempat dia curhat bisa dipercaya ataupun tidak.

Untuk tipe ini, sudah dipastikan bahwa dia tipe orang yang sangat TIDAK MANDIRI. Dia sama sekali tidak memperhitungkan resiko apa yang mungkin akan dia terima atau dia dengar sehubungan dengan mudahnya dia curhat ke semua orang.

Tipe ketiga: tidak mudah menceritakan permasalahannya kepada semua orang, tetapi mudah menceritakan permasalahannya kepada seseorang tertentu yang bahkan baru dikenalnya jika dia merasa orang itu baik.

Nah, untuk tipe ini bisa ada 2 kemungkinan juga: bisa jadi si tempat curhat memang bisa dipercaya, tapi bisa jadi juga sebaliknya.

Tipe keempat: tipe orang yang justru sebagai tempat curhat bagi orang lain dan terkadang menjadikan pengalaman-pengalaman hidup mereka menjadi sebuah BAHAN BUKU buat dia.

Hal ini masih bisa dimaklumi jika memang pekerjaan mereka adalah sebagai seorang penulis dan mencari sesuap nasi dari sebuah tulisan. TAPI apakah perlu menjadikan pengalaman-pengalaman menyedihkan itu sebagai sebuah KARYA BUKU ???

Ada 2 hal sehubungan dengan itu: pertama, bisa jadi penting juga, karena dengan begitu orang lain jadi membaca dan mengetahui bahwa ternyata di dunia ini ada juga manusia yang mempunyai kisah hidup menyedihkan. Kedua, masih perlukah?? Bukankah sekarang ini sudah banyak reality2 show di televisi yang menggambarkan tentang kehidupan yang tidak mudah, penyelewengan, perselingkuhan, perceraian, prostitusi dan sebagainya. JADI, masih perlukah menjadikan curhat seseorang menjadi sebuah buku???… Mungkin PERLU bagi si penulis untuk mendapatkan uang darisana.

Sebaliknya, si manusia yang curhat-pun apakah dia BANGGA karena kisahnya dijadikan sebuah BUKU??? atau memang dia sendiri yang ingin kisahnya dibuku-kan??? *Wallahu a’lam…

Bukankah sebuah BUKU yang baik itu seharusnya membahas dari dua sisi, bukan hanya dari satu sisi. Jadi jika menjadikan kisah seseorang menjadi sebuah BUKU, seharusnyalah dari dua sisi supaya menjadi sebuah BUKU yang benar-benar balance dan bisa diambil sisi-sisi positifnya.

Hanya saja, apakah demi uang lalu tega menjual kisah-kisah kesedihan orang menjadi sebuah BUKU ???

Bukankah masih bisa membuat buku-buku lain yang lebih bermanfaat, buku-buku yang bisa memperluas ilmu pengetahuan ataupun wawasan generasi penerus bangsa….

Pada INTI-nya, alangkah baiknya jika kita mencurahkan semua permasalahan yang mungkin kita hadapi kepada Sang Pemilik Alam Semesta ini saja….

Karena Dia-lah yang Maha Segalanya, yang Mengetahui bagaimana akhir segalanya…

KARENA dengan kedekatan kita kepada-Nya dan mencurahkan segalanya kepada-Nya, maka itu akan lebih membuat kita tenang dan tentram.

Bukan menyandarkan kisah-kisah pedih/sakit/pilu kita kepada manusia lainnya yang terkadang menjadikan pengalaman-pengalaman itu menjadi sebuah BUKU.

Janganlah menjadi BANGGA karena kisah hidup yang pedih menjadi sebuah BUKU (*yang hanya mengungkap dari satu sisi) dan janganlah BANGGA karena telah menciptakan BUKU yang berisi sekumpulan kisah-kisah orang lain yang menderita/sakit/pilu… TETAPI, banggalah menjadi seseorang yang bisa menghasilkan buku yang benar-benar menambah khasanah ilmu pengetahuan dan murni hiburan yang menarik.

DAN janganlah pernah lagi bersandar kepada sesama manusia untuk segala permasalahan hidup kita. Serahkanlah dan ungkapkanlah segalanya kepada Dia, Sang Pemilik dan Penguasa Alam Semesta….